Renungan dalam ruang sempit
Indonesia secara historis
dibangun atas dasar kedamaian, meskipun
dalam doktrinnya Radikalisme tidaklah dihilangkan yang berpengaruh dalam
dinamika sentripetal dan sentrifugal wacana keagamaan. Pasang surut pemikiran
agama relatif telah membentuk proyeksi radikal yang moderat, yang secara
pragmatis membenarkan sistem pluralisme yg menjadi dasar berdirinya indonesia.
Menurut – Clifford Geertz – “sikap
adaptif, pragmatif, kompromi, setengah menyetujui, dan kecenderungan menghindar
adalah tindakan yang tidak berpretensi memurnikan, melainkan untuk menjaga
keutuhan”. Dengan keragaman inilah sulit terbentuknya Masyarakat monolitik
yang memberi mekanisme bagi modernisasi Religi, yang kemudian membuka peluang
untuk mentransendesikan perbedaan religi-kultur serta memperlunak perbedaan
yang menjadikan batas-batas toleransi yang beradab.
Sebagai orang berpendidikan
moderen yang terbuka dengan politik barat – Tjokroaminoto – “meyakini
bahwa demokrasi sosial adalah perjuangan islam, seorang muslim haruslah
memahami secara sungguh-sungguh islam oleh karena Islam mengajarkan seorang
muslim untuk menjadi seorang sosialis sejati”.
Namun berbeda dengan pendapat –
Mohammad Natsir – yang sering
dinisbatkan orang yang tak pernah mendikotomikan islam dan demokrasi, yang
berpendapat “demokrasilah yang diutamakan
karena islam hanya bisa berkembang dalam sistem demokratis”.
Menurut – Jim Wallis – “politik
ketuhanan nenantang kepentingan kepentingan etnis, ekonomi dan budaya dan
memberi keinsyafan dunia yang luas serta ragam manusia ciptaan tuhan yang juga
menentang moralitas selektif yang menimbulkan standar ganda dalam kemanusiaan”.
Alhasil Agama bisa menjadi
kontribusi besar dan juga bisa sebagai mesin penghancur pada sistem domokrasi,
tergantung pada dimensi keagamaannya. Ketika ingin membuat agama bermanfaat
bagi kehidupan universal, agama diarahkan pada; kemerdekaan yang sungguh-sungguh
merdeka, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
0 Response to "DEMOKRASI DALAM AGAMA VS AGAMA DALAM DEMOKRASI"
Posting Komentar