Belum selesai musibah kekeringan melanda Kulonprogo, kekhawatiran baru
dirasakan warga. Yakni kembali terjadi banjir lahar dingin usai musim
kemarau berlangsung.
Warga Kecamatan Kalibawang dan Galur, Kulonprogo. Masih trauma jika bencana banjir lahar dingin kembali menerjang lahan pertanian. Sebelumnya, pada musim hujan yang lalu, lahan pertanian mereka terendam material vulkanik Gunung Merapi.
Sumarjio, 46, petani warga Dusun Jalan, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kulonprogo mengatakan kekhawatiran tersebut beralasan karena sebentar lagi sudah memasuki musim hujan. Sementara itu, jumlah material vulkanik dari erupsi Merapi 2010 diperkirakan sebagian besar masih menumpuk di lereng gunung yang berada di perbatasan DIJ-Jateng tersebut.
“Tahun lalu sejumlah daerah di Kecamatan Galur yang dilalui Sungai Progo pernah diterjang banjir lahar dingin besar. Bahkan area persawahan seluas 70 hektar (ha) terendam material vulkanik Merapi,” ujarnya.
Jika banjir lahar dingin kembali melanda Kecamatan Galur maka banyak petani yang mengalami kerugian. Ketakutan warga terlihat dari banyaknya warga yang berusaha memanen tanaman palawija sebelum musim hujan.
“Untuk mengantisipasi gagal panen akibat lahar dingin, warga sudah memanen palawija sebelum musim penghujan,” ucapnya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIJ Mochamad Riyadi mengatakan antisipasi lahar dingin harus dilakukan sejak dini. Saat ini masih terdapat 75 persen material vulkanik hasil erupsi Merapi 2010 yang masih berada di Merapi.
Untuk megantisispasi terulangnya bencana tersebut dia berharap ada kerjasama antara pemkab dan DPU. “Kami mengimbau masyarakat menghentikan penambangan pasir dahulu,” katanya.
Warga Kecamatan Kalibawang dan Galur, Kulonprogo. Masih trauma jika bencana banjir lahar dingin kembali menerjang lahan pertanian. Sebelumnya, pada musim hujan yang lalu, lahan pertanian mereka terendam material vulkanik Gunung Merapi.
Sumarjio, 46, petani warga Dusun Jalan, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kulonprogo mengatakan kekhawatiran tersebut beralasan karena sebentar lagi sudah memasuki musim hujan. Sementara itu, jumlah material vulkanik dari erupsi Merapi 2010 diperkirakan sebagian besar masih menumpuk di lereng gunung yang berada di perbatasan DIJ-Jateng tersebut.
“Tahun lalu sejumlah daerah di Kecamatan Galur yang dilalui Sungai Progo pernah diterjang banjir lahar dingin besar. Bahkan area persawahan seluas 70 hektar (ha) terendam material vulkanik Merapi,” ujarnya.
Jika banjir lahar dingin kembali melanda Kecamatan Galur maka banyak petani yang mengalami kerugian. Ketakutan warga terlihat dari banyaknya warga yang berusaha memanen tanaman palawija sebelum musim hujan.
“Untuk mengantisipasi gagal panen akibat lahar dingin, warga sudah memanen palawija sebelum musim penghujan,” ucapnya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIJ Mochamad Riyadi mengatakan antisipasi lahar dingin harus dilakukan sejak dini. Saat ini masih terdapat 75 persen material vulkanik hasil erupsi Merapi 2010 yang masih berada di Merapi.
Untuk megantisispasi terulangnya bencana tersebut dia berharap ada kerjasama antara pemkab dan DPU. “Kami mengimbau masyarakat menghentikan penambangan pasir dahulu,” katanya.
0 Response to "HUJAN DERAS; Jogja Waspada Lahar Dingin"
Posting Komentar