GINJAL


Penyakit ginjal masih menduduki peringkat 10 besar penyebab kematian terbanyak ( US NCHS, 2007). Pada tahun 1997 penyumbang terbesar kematian adalah gagal ginjal kronis yang menduduki posisi 8. komplikasi penyakit ginjal bermacam –macam diantaranya adalah gangguan kardiovaskuler yang merupakan penyebab kematian utama hingga saat ini.

Di Negara maju angka penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi. Di amerika serikat angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Pada tahun 1990 terjadi 166000 kasus GGT ( gagal ginjal tahap akhir). Dan pada 2000 menjadi 372.000 kasus, angka tersebut di perkirakan naik. Pada 2010 jumlahnya diestimasi lebih dari 650000. selain data tersebut 6 juta sampai 20 juta individu di AS diperkirkan mengalami GGK ( gagal ginjal kronik) fase awal. Dan itu cenderung berlanjut tanpa berhenti.
Di Negara Jepang pada akhir 1996 ada 167000 penderita yang menerima terapi penggantian ginjal. Menurut data 2000 terjadi peningkatan lebih dari 200 ribu penderita.
Menurut Dokter ahli penyakit dalam dan ginjal, jumlah penderita ginjal di AS akan bertambah 6-7 %.

Di Indonesia saat ini diperkirakan jumlah penderita ginjal sekitar 150 ribu pasien. Dari jumlah pasien tersebut yang benr –benar membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal ( cuci darah/ di alias, transplantasi ) tidak kurang dari 3000 pasien. Pada tahun 2010 diperkirakan lebih dari 600 ribu pasien yang membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal.

PENGERTIAN GINJAL

Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus.

 FUNGSI GINJAL
  1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian   ginjal
4.
Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang

  1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler      glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya

2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.



KELAINAN GINJAL
PENYAKIT SINDROMA NEFROTIK
1.      Pengertian
Sindroma Nefrotik adalah sekumpulan manifestasi penyakit yang di tandai oleh ketidak mampuan ginjal untuk memelihara keseimbangn nitrogen sebagai akibat nebingkatnya permeabiklitas membrane kapiler glomerulus.
2.      manifestasi Klinis
kehilangan protin melalui urin yang ditandai dengan adanya proteiunaria massif ( >3,5g protein/24 jam ) menyebabkan hipoalbuminemia yang diikuti oleh edema ( retensi air ), hipertensi, hiperlipidemia, anoreksia dan rasalmah.

GAGAL GINJAL AKUT
1.      Pengertian
Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang terlihat pada penurunan Glomerulo filtration Rate ( GFR ) atau Tes Kliern Kreatinin ( TKK ) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan produk-produk-produk sisa metabolisme.
2.      Manifestasi Klinis
Penyakit ini disertai gejala oliguri ( urin <500 ml/24 jam ) sampai anuria. Dapat pula disertai anoreksia, nausea, rasa lelah, gatal, mengantuk, pusing dan sesak napas. Dalam keadaan katabolic sedang dan berat pasien memerlukan dialysis.
3.      Prognosis
Kematian biasanya disebabkan bukan oleh penyakit gagal ginjal itu sendiri. Prognosis buruk pada pasien lanjut usia dan bila terdapat gagal orang lain. Penyebab kematian tersering adalah infeksi ( 30-50%), pendarahan terutama saluran cerna ( 10-20%), jantung ( 10-20%), gagal nafas (10-15 %), dn gagal multiorgan dengan kombinasi hipotensi , sptikemia, dan sebagainya.



GAGAL GINJAL KRONIK
1.      Pengertian
Penyakit Ginjal Kronik adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan – lahan ( menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat progresi dan umumnya tidak dapat pulih kembali (irreversible).

2.      Manifestasi Klinis
Gejala umunya adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak napas, rasa lelah, edema pada kaki dan tangan, serta uremia. Secara lebih terperincigejala klinisnya sebagai berikut :

·        Umum : lemah, maise, gagal tumbuh dan debil.
·        Kulit : pucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia.
·        Kardiovaskuler: hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis uremik, penyakit vaskuler.
·        Pernafasan : hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura.
·        Gastrointestinal: anoreksia, nausea, grastritis, ulkuspeptikum, colitis uremik, diare yang disebabkan oleh anti bodi.
·        Kemih : nokturia, poliuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasari.
·        Reproduksi : penurunan libido, impotensi, amenorrhea, infertilitas, ginekomastia, galaktore.
·        Saraf : letargi, malaise, anoreksia, tremor, ngantuk, kebingungan, kejang dan koma.
·        Hematology : anemia, defisiensi imun, mudah mengalami pendaraha

  TRANSPLANTASI GINJAL

Transplantasi ginjal adalah terapi pengganti dengan cara mengganti ginjal yang sakit dengan ginjal donor. Setelah transplantasi sering terjadi hiper katabolisme protein, kegemukan dan hiperlipidemia.

Transplantasi ginjal sekarang ini lumayan umum. Transplantasi yang berhasil pertama kali diumumkan pada 4 maret 1954 di RS Peter bent brigham di Boston, Massachusetts. Operasi ini dilakukan oleh Dr. Josefh E. Murray, yang
pada 1990 menerima penghargaan nobel dalam fisiologi atau kedokteran.

Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara “ cadaveric” ( dari seorang yang telah meninggal) atau dari donor yang masih hidup ( biasanya anggota keluarga). Ada beberapa keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih bagus, donor dapat di tes secara menyeluruh sebelum transplantasi dan ginjal tersebut cenderung memiliki jangka hidup yang lebih panjang.

GAGAL GINJAL DENGAN DIALISIS
Umumnya seseorang dapat hidup normal dengan satu ginjal. Bila kedua ginjal tidak berfungsi normal, maka seseorang perlu mendapatkan suatu terapi pengganti ginjal ( TPG ). TPG ini dapat dilakukan baik bersifat sementara maupun terus menerus. TPg terdiri atas tiga, yaitu : hemodialisis ( cuci darah), peritoneal dialysis (cuci rongga perut) dan cangkok ginjal (transplantasi). Prinsip dasar dari hemodiolisis adlah dengan membersihkan darah dengan menggunakan ginjal buatan. Sedangkan peritoneal dialysis menggunakan selaput rongga perut sebagai saringan antara darah dan cairan dianial.
Dialysis dapat dilakukan dengan cara hemodialisis atu dialysis peritoneal. pada proses hemodialisis aliran darah ke ginjal dialihkan melalui membrane semi permiabel dari mesin cuci ginjal sehingga produk sisa metabolisme dapat dikeluarkan dari tubuh. Pada proses dialysis peritoneal aliran darah dialihak melalui dinding semi permiabel dari peritoneum.
Dialysis dilakukan terhadap pasien dengan penurunan fungsi ginjal berat,  dimana ginjal tidak mampu lagi mengeluarkan produkn- produk sisa metabolisme, mepertahankan keseimbangn cairan dan elektrolit, serta memproduksi hormone- hormone. Ketidak mampuan ginjal mengeluarkan produk – produk sisa metabolisme menimbulkan gejala uremia. Dialysis dilakukan bila hasil tes kliren kreatinin < 15 ml/ menit.
BATU GINJAL ( NEFROLITIASIS)
Batu ginjal terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urine mencapai  nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal atau ureter. Meningkatnya konsentrasi garam – garam ini disebabkan adanya kelainan metabolisme atau pengaruh suhu lingkungan. Sebagian besar batu gijal merupakan garam kalsium, fosfat, oksalat serta asam urat atau sistin.
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang dewasa laki-laki dari pada dewasa perempuan. Hiperkalsiuria, hiperurikosurya, hiperoksalouria, rendahnya volume dan pH urine merupakan factor resiko terjadinya batu ginjal. Asupan cairan yang tinggi dapat mencegah berbagi jenis batu ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya kenaikan suhu lingkungan dan peningkatan aktifitas
Penyebab Penyakit Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh           tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
·         Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
·         Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
·         Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
·         Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
·         Menderita penyakit kanker (cancer)
·         Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
·         Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.

Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.
Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal

Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}.
Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.
Kesimpulan
       1. Penyakit ginjal kronik dapat menggambarkan kondisi sistem vaskular sehingga
           dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini dan komplikasinya.
       2. Penting untuk mengetahui batasan, klasifikasi, dan stratifikasi penyakit ginjal
           kronik untuk melakukan upaya pengelolaan dan pencegahan secara cepat dan
           tepat.
       3. Pemeriksaan penunjang penyakit ginjal kronik penting untuk memastikan
diagnosis penyakit ginjal dan derajat penurunan fungsi ginjal, dalam hal ini nilai
laju filtrasi glomerulus yang diukur dengan kadar kreatinin serum merupakan
parameter terbaik ukuran fungsi ginjal.
       4. Dalam melakukan pengelolaan dan pencegahan penyakit ginjal kronik secara
cepat dan tepat perlu diperhatikan adanya faktor risiko penyakit ginjal kronik

sumber

Kohimeir Lovastatin, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, prestasi
    pustaka publisher, Jakarts 2006.
               Buku ajaran ilmu penyakit dalam, jilid I, edisin3. balai penerbit FKUI, Jakarta
1996.
 

0 Response to "GINJAL"

Posting Komentar