Kota-kota telah mengabadikan senyum
seorang model wanita tua di papan reklame
Gambar meja-meja perjudian sesak dalam
rumah siluman malaikat
Orang-orang semakin gemar berkaca mata
hitam dan merah
Diam dalam ruang-ruang kaca yang
bermacam warna,
Kami telah dihasut selogan dan bising,
mata dan pikiran dihardik kata-kata
“bayarlah pajak bumi dan bangunan anda
tepat pada waktunya,
Jangan terlambat kalau tak ingin hilang
nyawa
Paksakan saja untuk tersenyum agar kau
tetap bahagia.
Dan di atas gerbang batas kota kami
membaca ucapan sapa mesra
“Selamat datang di kota yang berpatung
pahlawan-pahlawan ucap mereka”
kami membacanya dalam ketakutan yang
tak wajar
kami hanya diam dalam denyut hari yang
telah menjelma tahun tua
dan hampir tak pernah berjumpa kepada
bulan purnama
atau hujan cinta yang mengingat bumi
pada kematiannya
akhirnya kami telah tiba di kota yang
berpahlawan patung-patung
Dan disihir untuk melupakan kota yang
berpatung pahlawan-pahlawan
0 Response to "Kota yang berpatung Pahlawan"
Posting Komentar