Manusia & Alam Semesta

Pada dasarnya, fungsi hidup manusia itu ada dua hal yang pokok, yaitu fungsi ibadah dan fungsi khilafah. Dengan kata lain, manusia hidup di dunia ini untuk mengabdi kepada Tuhan (‘abdullah) dan menjadi mandataris Tuhan di bumi (khalifatullah). Kalau begitu fungsi manusia, bagaimana bentuk hubungan manusia dengan masalah-masalah di alam sekitarnya?. Hubungan manusia dengan sumberdaya alam ini dalam Islam ada tiga macam peran.

Pertama, hubungan al-intifa’u bih, hubungan utility, yaitu mengambil manfaat. Manusia diperintahkan untuk mengambil manfaat dari sumberdaya dan kekuatan alam yang ada. Kalau manusia hidup tetapi tidak bisa mengambil manfaat dari alam ini namanya sudah keterlaluan.


Kedua, hubungan I’tibar, mengambil pelajaran. Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan view point, bahwa alam dapat menambah pandangan dan menambah pelajaran bagi manusia. Pelajaran (I’tibar) berarti mengambil hikmah, dalam arti tidak sampai mendekat barang karena membahayakan atau menjaga agar tidak membahayakan, atau alam bisa digunakan sebagai pelajaran dengan cara mengambil temuan-temuan yang dapat dijadikan teori dan menjadi pengetahuan secara umum. Jadi, dengan I’tibar alam merupakan sumber pengetahuan bagi manusia.


Ketiga adalah hubungan al-ihtifadh atau hubungan untuk pelestarian alam, konservasi atau saving (menyelamatkan alam). Jika manusia hidup di tengah alam semesta alam dengan segala kekuatan dan kekayaannya maka sebagai manusia seharusnya bisa menempatkan diri dalam hubungan mengambil manfaat, mengambil pelajaran dan melestarikan alam. Al-Qur’an banyak sekali menunjukkan maksud ini, misalnya, apa yang ada disekitarmu itu merupakan mata’an lakum wa li’an’amikum, “ yang berarti suatu kenikmatan, kesenangan fasilitas bagimu” (Lih, AQ.S.An-Nazi’at (79). A-33 & S.’Abbasa (80). A-32)


Tiga macam hubungan manusia ini dengan alam dalam Al-Qur’an disebut konsep taskhir atau penundukan. Artinya Tuhan memberi konsesi kepada manusia bahwa semua kekuatan, kekayaan alam dan sekitarnya untuk kepentingan manusia. Jadi, semua kekuatan alam ini pada prinsipnya bisa dikendalikan manuisa karena Tuhan telah memberikan konsesi penundukan alam itu untuk manusia. Kalimat dalam Al-Qur’an berbunyi, sakhara lakum (Tuhan menundukkan kekuatan alam ini untuk kepentinganmu). Lih, AQ.S.Al-Haj(22). A-65 ; S.Luqman(31), A-20 ; S.Al-Jatsiyah(45), A-12).

0 Response to "Manusia & Alam Semesta"

Posting Komentar