Puluhan rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, atau sebelah barat daya Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, rusak akibat digoyang gempa. Sebagian warganya sampai mengungsi dan bergadang semalaman karena khawatir gempa kembali terjadi dan menyebabkan kerusakan lebih parah.
Peristiwa itu terjadi Ahad, 28 Agustus 2011, saat gempa berkekuatan 3,3 dalam Skala Richter menggetarkan Bandung Barat sekitar pukul 16.00. "Memang katanya kekuatan kecil dan terjadinya cuma satu-dua detik, tapi terasa cukup keras,” kata Imas, 31 tahun, warga setempat.
Imas menunjukkan dinding dan atap rumahnya yang retak-retak dan jebol. "Malah pecahan tembok dari atap ada yang jatuh menembus plafon dan menimpa kepala anak saya, Deni," katanya.
Gempa yang menurut Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika berpusat 8 kilometer di sebelah barat Bandung ini antara lain juga merusak rumah Tatang, Sarifah, Ulef Cahyana, Sani, dan Neneng di kampung yang sama. Dinding dua kamar tidur rumah Ulef dan satu kamar tidur rumah Neneng, misalnya, sampai jebol dan meninggalkan lubang hingga setengah dinding.
"Semalaman kami sekeluarga terpaksa tidur di halaman karena takut ada gempa lagi," kata Imas dan Neneng.
Ketua RW 15, Dono Warsito, mengatakan, ada 103 rumah yang dirusak gempa kemarin. Rata-rata mereka mengalami retak-retak dan jebol. "Ada 73 rumah yang rusak parah dan enam keluarga saya minta mengungsi dulu ke mesjid dan rumah tetangga," kata Dono.
Pelaksana tugas Camat Cisarua, Ahmad Rifai, mengatakan hingga kini pihaknya baru menerima laporan kerusakan akibat gempa dari Desa Jambudipa, khususnya RW 15. Laporan dari 7 desa lain di Kecamatan Cisarua masih ditunggu.
Ahmad khawatir kalau gempa berpusat di Jambudipa. Wilayah itu dan sekitarnya di Cisarua, kata dia, “Termasuk kawasan labil."
Peristiwa itu terjadi Ahad, 28 Agustus 2011, saat gempa berkekuatan 3,3 dalam Skala Richter menggetarkan Bandung Barat sekitar pukul 16.00. "Memang katanya kekuatan kecil dan terjadinya cuma satu-dua detik, tapi terasa cukup keras,” kata Imas, 31 tahun, warga setempat.
Imas menunjukkan dinding dan atap rumahnya yang retak-retak dan jebol. "Malah pecahan tembok dari atap ada yang jatuh menembus plafon dan menimpa kepala anak saya, Deni," katanya.
Gempa yang menurut Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika berpusat 8 kilometer di sebelah barat Bandung ini antara lain juga merusak rumah Tatang, Sarifah, Ulef Cahyana, Sani, dan Neneng di kampung yang sama. Dinding dua kamar tidur rumah Ulef dan satu kamar tidur rumah Neneng, misalnya, sampai jebol dan meninggalkan lubang hingga setengah dinding.
"Semalaman kami sekeluarga terpaksa tidur di halaman karena takut ada gempa lagi," kata Imas dan Neneng.
Ketua RW 15, Dono Warsito, mengatakan, ada 103 rumah yang dirusak gempa kemarin. Rata-rata mereka mengalami retak-retak dan jebol. "Ada 73 rumah yang rusak parah dan enam keluarga saya minta mengungsi dulu ke mesjid dan rumah tetangga," kata Dono.
Pelaksana tugas Camat Cisarua, Ahmad Rifai, mengatakan hingga kini pihaknya baru menerima laporan kerusakan akibat gempa dari Desa Jambudipa, khususnya RW 15. Laporan dari 7 desa lain di Kecamatan Cisarua masih ditunggu.
Ahmad khawatir kalau gempa berpusat di Jambudipa. Wilayah itu dan sekitarnya di Cisarua, kata dia, “Termasuk kawasan labil."
Sumber; Link
0 Response to "Tangkuban Parahu Digoyang Gempa"
Posting Komentar